Brigjen Ricky Sitohang: Ayo Follow Me

Brigjen Pol Ricky HP Sitohang, S.H, Mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur

Semasa jabatan pria yang biasa disapa Ricky Sitohang, masyarakat bisa menyaksikan seorang yang berpangkat Brigadir Jenderal memimpin langsung anggotanya berpatroli menggunakan sepeda motor.  Masyarakat juga melihat sosok pria yang menjabat Kapolda turun langsung mengatur lalu lintas di sejumlah titik kemacetan dalam Kota Kupang.

Pria yang gemar berolahraga ini tidak asing bagi masyarakat saat berlari sore dan bersepeda di sejumlah ruas jalan kota. 
Ditemui jelang menempati tugas baru di Mabes Polri, Ricky Sitohang mengatakan semua yang dilakukan itu agar para anggota memiliki semangat dan dedikasi dalam bertugas. "Saya berbuat ini supaya anggota bisa ikut. Jadi ayo follow me," jelasnya. Berikut petikan perbincangan Pos Kupang dengan Brigjen Pol Ricky HP Sitohang.

Selama tugas di NTT, sepertinya Anda begitu familiar dengan daerah ini.
Saya sudah tiga kali kemari untuk bertugas, sudah jadi Kapolres di Alor 1999, kemudian tahun 2006 jadi Direskrim Polda NTT. Jadi fenomena-fenomena pokok permasalahan di NTT bisa saya tahu pasti dengan karakteristik dan tipikal yang ada di sini. Sejatinya kalau saya pelajari dan analisa, bahwa manusia yang datang kemari itu harus bisa berkontribusi, harus bisa berkolaborasi, harus bisa memahami nuansa yang tidak terbaca.

Dalam artian, keberadaan kita bisa memberikan warna di tengah-tengah masyarakat, tentu warna itu dalam artian yang positif. Khusus di bidang penegakan hukum, pada saat pertama saya jadi kapolda, saya katakan saya mencoba menggali permasalahan yang ada di sini dan mencoba memberikan yang terbaik untuk NTT ini dari segala aspek sejauh yang saya bisa. Makanya waktu datang pertama saya langsung hantam, saya tidak perkenankan semua anggota masuk ke tempat hiburan malam, itu bukan tempat kita. Kemudian tegakkan hukum yang benar dan kasus-kasus yang belum terungkap agar segera dituntaskan karena ini adalah tingkat kepercayaan publik terhadap kita.

Banyak tantangan yang mesti Anda jawab saat mengawali tugas di NTT. Bagaimana sikap Anda?
Saya katakan, kita harus jawab tantangan ini, apalagi kita saat ini merupakan daerah partnership building, jadi bagaimana kemitraan kita dengan masyarakat ini dapat menjawab tantangan yang ada khususnya di bidang keamanan, ketertiban dan penegakan hukum. Bagaimana penginderaan dini kita, bagaimana pencegahan dini kita agar sesuatu itu bisa berjalan dengan baik.

Jangan karena sudah terjadi ancaman faktual, ancaman faktual ini dalam artian ada suatu tindak pidana, pelanggaran atau yang sudah terjadi masalah, itu kita baru turun. Itu kita sama dengan pemadam kebakaran. Sebenarnya bukan itu yang diharapkan. Yang diharapkan adalah jangan sampai terjadi gesekan, jangan sampai terjadi tindak pidana dan terjadi permasalahan hukum.

Anda juga memberikan pengarahan kepada anggota langsung di lapangan. Mengapa?
Begitulah saya datang pada malam hari kadang-kadang saya kumpulkan anggota di lapangan, saya makan nasi goreng pada jajanan di pinggir jalan, bukan di restoran besar tapi di pinggir jalan sambil pakai celana pendek. Sambil kita makan nasi goreng yang hanya 25 ribu, tapi pesan-pesan kamtibmas, pesan-pesan perintah saya sampai ke dia. Dan, mereka dengan ikhlas menerima karena mereka berpikir Kapolda, kemudian bawahannya bintara itu kan terlalu jauh.

Jangan kita buat sekat dengan anak buah. Buatlah supaya mereka dan kita saling  bergantung karena kita memberikan apresiasi sama dia dan kita rangkul dia. Pada saat-saat tertentu juga perlu bersikap formal karena ada atasan, ada juga bawahan, etika profesi kita miliki tapi bukan kita menabukan sinergisitas kita antara bawahan dan atasan. Jadi saya turun makan sama- sama mereka, terus besok saya sudah terima laporan untuk tahu apa yang sudah dia lakukan.

Anda menjabat Kapolda tapi kenapa turun langsung untuk mengatur lalu lintas?
Sebagai komandan bukan hal tabu untuk menjalan tugas langsung ke masyarakat termasuk bidang lalu lintas. Berikan contoh dulu dengan turun ke lapangan. Saya katakan jenderal tidak ada tabunya untuk mengatur lalu lintas, jam enak turun ke lapangan untuk mengatur. Saya turun dan saya kasih contoh, itulah simpul-simpul kemacetan harus dilihat. Atur, perwira lakukan kontrol dan sebagai komandan harus benar-benar bisa lakukan itu bila perlu jadi pelakonnya langsung.

Nah itu saya buktikan, saya tidak perlu tapi saya atur agar mobil bisa berjalan dengan baik. Kalau jenderal mengatur lalu lintas maka anaknya kan lihat, nanti anak buah bilang jenderal saja atur lalu lintas lalu bagaimana dengan kami. Jadi Tutwuri handayani. Kemudian prinsip  hidup saya seperti follow me, ikuti saya. Apa yang saya lakukan itu ikuti.

Anda terlihat selalu bugar, apakah Anda juga mengajak anggota untuk tetap bugar?
Kalau dibilang sehat, ya saya setiap pagi sore lari kok. Tadi pagi aja saya lari sampai jam stengah 11. Kemaren (Minggu, 14/4/2013) main golf sampai jam 12, setelah makan siang jam 12.30 saya lari sampai di lapangan Polda NTT. Sampai di Polda jam 15.00 Wita. Saya dinginkan badan, 15.30 saya pulang mandi setelah setengah jam saya lari lagi. Terus malamnya saya lanjutkan dengan main tenis, itu kegiatan setiap hari.

Nah itu saya ajarkan kepada anak buah, kalau saya lari setiap sore maka follow me kalau tidak capek. Seperti selasa dan jumat, saya ajak yang patroli itu ayo jalan sama saya kamu lari maka ikut saya lari . Ayo saya lari di depan, kamu ikut sama saya biar kamu sehat. Kasih contoh langsung jangan hanya omong toh, kadang-kadang juga perintah tidak jelas.

Anda juga bersemangat membangun dan memperbaiki fasilitas di Mapolda NTT. Kenapa?
Saya lakukan pembangunan-pembangunan ini untuk memperbaiki penampilan markas Polda NTT. Supaya terlihat lebih baik, lebih indah. Kan kalau enak dilihat masyarakat juga senang, anggota juga semangat. Ini saya lakukan tanpa menyentuh para kapolres, saya punya networking, saya punya banyak teman di Jakarta, saya ingin buktikan bahwa saya datang ke Kupang bukan untuk mencari duit. Bahkan saya kelurkan duit di sini. Berapa sih NTT ini, kalau NTT ini sudah begini lalu kita grogoti maka itu sudah keterlaluan, masih banyak orang miskin di sini. Keberadaan kita kalau bisa menjadi solusi agar masyarakat NTT bisa setara dengan propinsi yang lain, jangan sampai tertinggal.  

Saya datang, saya lihat bangunan kumuh, saya coba laksanakan apa yang saya janjikan dulu, saya akan bangun dan akan membuktikan bahwa saya bisa memberikan ini. Jadi mulai kita bangun dan kita tata mulai dari gedung, lapangan termasuk masjid, gereja, pura. Masjid yang ada di Kupang mungkin hanya di Polda yang pakai AC, nanti di geraja juga akan di pasang AC  jadi gereja nantinya full AC. Pura juga saya lakukan itu. Jadi dari segi keimanan saya lakuka itu. Kita menganut Bhinneka Tunggal Ika,  silakan Anda ingin melakukan ibadah sesuai ajaran agama Anda, kita fasilitasi dengan bangunan-bangunan yang representatif dan saya lakukan itu. Rusunawa saya berjuang ke Jakarta dan dapat yang sekarang sedang dibangun.

Saat bertugas, terkadang Anda berdialog dengan pengemudi atau tukang ojek. Apa yang disampaikan?
Kita turun ke masyarakat memberikan penyuluhan kambtimas dalam kaitan dengan pencegahan tadi,  kalau ada apa-apa segera lapor polisi jangan main hakim sendiri, ini kriteranya dan berikan nomor teleponnya. Welcome 24 jam saya tunggu di mana saja bila ada hal-hal yang perlu disampaikan untuk mendapatkan penanganan. Jadi jangan tunggu kita budek (tuli) dengan perkembangan di masyarakat. Anggota  bahkan perwira sekalipun harus bisa menyentuh apa yang kepentingan  masyarakat. Saya sudah kasih contoh, saya berdialog dengan tukang ojek, bergaul dengan tukang parkir bahkan saya menegur perusahaan-perusahaan yang parkir seenaknya. Itu saya lakukan, apakah tabuh kalau saya lakukan itu. Saya juga berkomunikasi dengan para sopir bus.

Bagaimana peran Pemerintah Daerah dalam mendukung Kamtibmas?
Saya sangat berharap penggal-penggal jalan yang ada di NTT khususnya di Kupang ini tolong diperhatikan, dari segi kenyamanan berjalan dalam penangan proyek-proyek yang menggunakan bahu jalan. Trafight light   yang menjadi acuan kita juga diperhatikan, kemudian jalan yang sudah berlubang tidak karuan juga harus menjadi perhatian dari kita untuk diperbaiki. Di Kupang, jalan dari bundaran gubernur itu terkendala karena jalan jadi mengecil itu jelas menghilangkan keindaha kota.

Di satu sisi saya harapkan yang punya tempat itu supaya legowo untuk siap melukan dialog, sementara pihak yang mengerjakan jalan juga harus mengerti. Kemudian saya lihat aturan-aturan perijinan tidak sama di tiap daerah. Sinergitas izin-izin supaya dikumpulkan. Ijin yang dikeluarkan di Labuan Bajo dengan ijin yang ada di Ruteng itu tidak sama. Perda tetap dibuat tetapi mestinya tetap mengacu ke Undang-undang. 

Anda bertugas dengan segala totalitas yang Anda miliki, apa yang Anda inginkan dari NTT ini?
Keikhlasan. Di kala keiklasan kita muncul tanpa bebab bahwa saya berada di rumah sendiri yang mana rumah sendiri ini harus betul-betul saya rawat. Ibarat rumah saya rawat, supaya orang melihat lebih representatif, orang datang merasa nyaman. Bagaimana caranya adalah mengatur keindahan itu. Dengan mengatur keindahan itu, maka orang yang datang akan nyaman. 
Saya merasa bahwa saya adalah orang NTT, apa pun alasannya yang bergerak di segala aspek kehidupan nafas kehidupa di NTT saya juga perlu tahu.

Keberadaan saya sebagai salah satu pilar maka saya perlu menunjukan saya juga mampu memberikan kontrubusi sesuai tupoksi saya, supaya nafas kehidupan di NTT bisa berjalan. Itu merupakan suatu keiklasan, suatu niat yang di situlah yang membuat saya bisa bergerak, apa yang bisa saya lakukan untuk masyarakat termasuk Polda NTT itu sendiri termasuk anak buah saya. Tapi saya punya network, saya di Jakarta punya teman. Jadi biar orang NTT tahu bahwa saya datang ke sini bukan untuk mencari sesuatu, saya bahkan meninggalkan yang terbaik untuk daerah ini. 

Anda memperhatikan kesejahteraan anggota, di sisi lain Anda juga tegas kalau ada anak buah yang salah. 
Tipikal NTT ini berbeda, saya harus tegas terhadap mereka tapi tegas yang humanis. Biar bagaimana pun mereka adalah anak- anak saya, jangan ketegasan kita mengambil langkah dan tindakan kemudian membiarkan dia mati. Kita rangkul dia setelah kita memberitahukan kesalahn dia. Setelah kita kasih pengobatan itu, maka kita tempatkan lagi dia. Kita katakan bahwa kita adalah insan tribrata dan catur prasetya, tunjukkan kepada masayarakat bahwa kita sebagai pelindung, pengayom dan pelayan. Bukan sebagai seorang polisi yang arogan, tidak ajarkan itu. Kita harus tegas tapi ketegasan kita humanis.

Jangan hanya tegas tapi kesejahteraannya tidak diperhatikan, maka bisa mati dia. Jadi tegas tapi perhatikan juga kesejahteraan anggota. Tentunya saya masih banyak kekurangan, dengan kekurangan ini sebagai manusia biasa saya minta maaf. Tentu saya menutup kekurangan saya dengan cara seperti ini, hanya saya berharap  saya ada beberapa pesan untuk Kapolda yang baru bahwa saya masih punya hutang, utang saya di samping penjagaan depan itu mestinya sudah pasang.  

Banyak juga kalangan masyarakat yang sepertinya belum rela melepas Anda. Apa tanggapan Anda?
Jadi gimana ya, saya sebenarnya masih cinta dengan NTT ini. Apa pun alasannya saya berterima kasih kepada NTT karena dari sinilah saya sekolah dulu, saya ke Sespim dari NTT, Lemhanas dari NTT. Jadi wujud rasa terima kasih saya, walaupun itu semua dari Atas, tapi itu semua terjadi saat saya berada di NTT.

Pada saat saya jadi saya ingin membagikan kebahagiaan saya. Jadi ketidakrelaan masyarakat atas kepergian saya ke tempat tugas baru saya ucapkan terima kasih, jalinan persaudaraan  saya lakukan sedemikian rupa bukan berarti saya meninggalkan NTT secara utuh, tapi hati dan jiwa saya sampai kapan pun saya tetap menjadi orang NTT.  Saya kan laksanakan perintah pimpinan institusi, kalau saya sudah dianggap cukup di situ, maka harus siap pindah ke tempat tugas yang lain,  maka saya harus terima. Kalau dikasih pilihan, maka saya masih mau bersama masyarakat NTT karena ada yang saya belum selesaikan, tapi waktu juahlah yang menentukan.

Apa harapan Anda terhadap Kapolda NTT yang baru
Harapan saya Kapolda yang baru minimal bisa berbuat samalah atau syukur-syukur bisa ditingkatkanlah maka itu lebih bagus lagi dan saya akan sampaikan itu, saya punya hutang. Hutang yang belum bisa saya bayar. Seandainya sebulan lagi maka hutang itu saya bayar habis karena saya sudah perhitungkan ini bisa habis dalam waktu dua minggu atau bisa cepat dalam 10 hari. Ada juga saat-saat sedih karena ini belum selesai tugas saya karena biar bagaimanapun itu adalah tugas saya.
Walaupun demikian, ini tetap jalan terus bisa sampai selesai dan syukur-syukur bisa tuntas semuanya.

Olahraga terus, seperti tidak capai-capainya. Bisa tahu rahasianya?
Rahasianya begini, makanya jangan suka minum (miras), makanya jangan suka begadang malam, harus istirahat secukupnya, jangan merokok, makanlah makanan bergizi, olahraga yang teratur. Selalu berpikirran yang positif, itu yang pengaruh. Apapun yang kau dapatkan harus kau syukuri, itu karena nikmat karunia Tuhan. Di dalam berolahraga itu saya berpikir apa artinya saya punya uang kalau saya sakit.

Mungkin ini juga sudah terlatih dari dulu, saya sejak Letda Pol itu sudah berolahraga terus secara rutin sampai sekarang. Saya bersyukur juga kalau tidur itu nyeyak sekali. Karena relung- relung ruang paru-paru itu enak. Kalau kekuatan fisik  ya sudah begitu.  Bisa memelihara kebugaran, menyelaraskan antara psikis dan fisik. (alfred dama/muhlis al alawi)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Brigjen Ricky Sitohang: Ayo Follow Me, http://kupang.tribunnews.com/2013/04/28/brigjen-ricky-sitohang-ayo-follow-me?page=3.
Editor: Alfred Dama


Berita Terkait Lainnya:

Share this product :

Post a Comment